ILYSB

Ada suara berisik dari dalam dada dua insan yang sedang dimabuk cinta, suranya berisik dan cukup mengganggu. Dua insan yang beberapa hari terakhir menjadi dekat ini, sedang berada di dalam dilemanya masing-masing. Dilema bagaimana harus bersikap dalam tiga jam kedepan.

Mereka berdiri berdampingan, saling menatap kala berbincang. Dengan jarak sedekat ini, mereka sama-sama khawatir kalau suara degup jantung yang berantakan akan terdengar keluar. Terima kasih untuk musik yang tidak berhenti bergema sejak tadi, setidaknya bisa meredam suara berisik dari dada mereka.

“Lo suka LANY?” Tanya Mario,

Their music nice, but i’m not their big fan. Cuma suka denger lagunya aja.”

“Sama kok,”

Kiara menatap bingung Mario. Bagaimana bisa ia mengajaknya menonton konser penyanyi padahal ia bukan fans beratnya.

“Abis bingung mau kemana. Ada konser LANY yaudah kesini aja,” katanya, seakan bisa membaca pikiran Kiara barusan.

Jantung Kiara dibuat porak poranda sejak dua jam yang lalu, kala sedan hitam terparkir rapih di depan pagar rumahnya. Bukan, bukan karena Kiara terlalu senang diajak keluar hari ini, tapi karena si pengajak dengan gagahnya masuk ke dalam rumah, berkenalan dengan papanya dan pamit meminjam Kiara.

Mario hanyalah teman saat itu, kenapa sampai repot-repot berpamitan dengan papanya?

Dalam benak Kiara, entah cara apa yang Mario tempuh untuk bisa mendapatkan dua tiket konser hari ini. Karena setelah mereka berdua duduk di dalam mobil, Mario langsung memamerkan dua gelang bertuliskan LANY dan bertanya apakah Kiara bersedia untuk jadi teman konsernya hari ini.

Terima kasih untuk LANY malam ini, karenanya Mario bisa mencuri-curi pandang wanita cantik di sampingnya. Wanita yang tingginya hanya sebahu Mario, yang rasanya mau Mario lipat dan simpan di dalam kantungnya.

Berjalan beberapa lagu, suasana semakin seru. Banyak lagu yang ternyata Kiara tahu, dan ia terlihat sangat bahagia malam ini. Kiara loncat kegirangan ketika lagu up beat dimainkan, dan mendadak sendu ketika lagu balad yang diputar.

“Lo lucu,”

“Hah?” Kiara bersumpah ia tidak sedang mengalami gangguan pendengaran, hanya saja suara Mario kalah dengan musik yang di putar.

Mario mendekatkan bibirnya ke sekitaran telinga Kiara, “Lo lucu,” katanya sambil berbisik.

“Gue bukan badut!” Jawab Kiara sambil memukul lengan Mario dengan gemas.

Lagu berlanjut ke ILYSB, lagu sejuta umat kata Mario. Paul Klein berbincang sedikit, bercerita tentang lagu yang akan dimainkan setelah ini.

Suara drum membuka lagu, berhasil menyihir penonton untuk menikmati pertunjukan.

Ain't never felt this way Can't get enough so stay with me

Dan kemudian teriakan demi teriakan disuarakan, berakhir menjadi ajang karaoke bersama di dalam konser.

Ada yang menghangat di ujung tangan Kiara, buru-buru ia tengok ke bawah karena cukup terkejut dengan perubahan suhu di ujung tangannya. Kemudian kepalanya kembali ditegakkan, mengangkat kedua alisnya kebingungan.

Oh, my heart hurts so good I love you, babe So bad So bad

Mario membisikan kata-kata itu, tepat di telinga Kiara, diiringi suara Paul Klein dari atas panggung.

“Hm?”

Mario hanya membalas dengan gesture di mulutnya, tanpa bersuara. ‘I love you’ katanya.

Tentu Kiara tahu, tentu Kiara bisa membaca jelas ucapan tanpa suara barusan. Yang tidak bisa Kiara lakukan saat ini adalah mengontrol dirinya. Ia salah tingkah, rasanya mau melebur jadi satu dengan lantai venue.

Konser masih berlanjut, begitupun agenda flirting Mario dan Kiara. Kali ini tangan Mario sudah pindah melingkar di bahu Kiara, dan tangan Kiara sudah bertengger di pinggang Mario. Entah sejak lagu yang mana posisi mereka berdua sudah berubah. Yang mereka tahu, mereka sedang mabuk akan perasaan masing-masing.